Puji Keberhasilan PPBI Loteng, Presiden LTM Setuju Pameran Bonsai Digelar Setiap Tahun

KABARLOMBOK – Pameran dan kontes bonsai tingkat nasional yang diselenggarakan Persatuan Pecinta Bonsai Indonesia (PPBI) Kabupaten Lombok Tengah mendapat sambutan positif.
Kepada wartawan, Minggu (11/05/2025), Presiden Lombok Tengah Maju (LTM), Nasrullah, mengapresiasi kegiatan tersebut karena membawa dampak positif yang sangat besar.
Selain bisa menjadi sarana hiburan masyarakat, pria yang akrab disapa Cuk Loh tersebut mengungkapkan bahwa event ini sangat baik bagi pariwisata.
Selama di Lombok Tengah peserta juga bisa saja menyempatkan diri untuk berwisata. Atau paling tidak mereka akan banyak interaksi dan memperoleh informasi seputar potensi alam, budaya dan kearifan lokal masyarakat Lombok Tengah. Tidak ketinggalan kata Cuk Loh, emak-emak yang berjualan di lokasi acara, juga akan untung besar.
“Ratusan orang akan datang, baik penghoby bonsai ataupun mereka yang sekedar datang fhoto selfi untuk story di whatshap atau facebook mereka. Kalau saja rata-rata mereka belanja Rp 10 ribu, bisa dibayangkan jumlah perputaran uang dan keuntungannya,” kata Nasrullah.
Pihaknya berharap kedepan pameran dan kontes bonsai semacam ini bisa diadakan setiap tahun.
Lebih lanjut ia menjelaskan, jika dilihat dari potensi bisnis, hoby yang satu ini sangat menjanjikan. Harga jual tinggi lanjut Cuk Loh membuat bonsai semakin menarik untuk dikembangkan.
“Awalnya saya sama sekali tidak tertarik dengan bosai. Tapi setelah mendengarkan cerita dan melihat langsung isi dompet para sesepuh bonsai di Lombok, saya kok mulai tertarik,”kata Cuk Loh.
Dengan nilai ekonomi yang begitu besar tersebut, menurutnya sangat wajar jika di beberapa daerah bonsai mendapat perhatian khusus dari pemerintahnya. Dan untuk hal tersebut, menurutnya bukan perkara mudah melainkan harus diperoleh melalui perjuangan dan kerjakeras.
” Memang tidak mudah, tapi dengan komunukasi dan kegiatan seperti saat ini, lambat laun kita pasti akan dilirik. Kegiatan ini awal yang sangat bak. Walaupun dukungan pemerintah daerah belum terlalu besar, tapi untuk permulaan saya pikir sudah bagus kok,” kata Cuk Loh.
Selain menggelar event, Cuk Loh juga menyarankan agar kedepan PPBI Lombok Tengah lebih sering turun menyapa anggota komunitas dan mengedukasi masyarakat, sehingga keberadaan PPBI Lombok Tengah diketahui dan dirasakan manfaatnya oleh masyrakat.
” Memang tidak mudah tapi saya yakin PPBI Lombok Tengah bisa. Saya tahu mereka adalah orang-orang hebat,” pungkasnya.
Komunitas bonsai di Lombok Tengah sendiri sudah ada sejak awal tahun 1990 an. Di tahun-tahun tersebut, bonsai bisa menjadi penanda status strata sosial seseorang. Bonsai kebanyakan dikoleksi dan dibudidayakan oleh para pejabat atau masyarakat kelas atas. Bonsai pun hanya dibahas orang kaya, sementara masyarakat biasa nyaris tidak tahu bahkan mungkin tidak peduli dengan bonsai.
Setelah cukup lama tidak terdengar, bonsai mendadak viral di awal tahun tahun 2016. Demam bonsai pun rata terjadi di Pulau Lombok. Mereka yang terserang demam, ramai-ramai mencari bahan bonsai yang bagus sampai rela masuk hutan dan tempat-tempat angker. Namun oleh sebagian masyarakat hal itu dianggap aneh, bahkan seringkali mereka dicap gila. Banyak yang memandang bahwa merawat bonsai merupakan yang tidak bermanfaat.
Tapi dengan adanya komunitas – komunitas bonsai, anggapan tersebut perlahan lahan hilang. Mereka yang dulu malu dan dicap gila lantaran merawat bonsai, sekarang justeru bangga dengan kegilaannya. Pengalaman mereka mencari bahan bonsai yang dulu dirahasiakan dan dianggap memalukan, sekarang juateru diceritakan layaknya semu itu merupakan prestasi luar biasa.
Terlepas dari semua itu, semoga kedepan bonsai tidak sekedar indah dipandang mata, tapi juga baik bagi kesehatan kantong dan dompet kita. (Dar)