KABARLOMBOK – Kebakaran kubah masjid agung Praya kembali membuka ingatan publik terhadap berbagai isu miring yang sempat berseliweran beberapa tahun lalu. Salah satunya dugaan korupsi pembangunan kubah, yang sampai saat ini belum jelas penyelesaiannya.
Dan apakah kubah yang terbakar beberapa hari lalu hanyalah insiden biasa ataukah memang tanda alam atau cara tuhan mengingatkan kita bahwa bahwa ada sesuatu yang tidak beres?
Berbagai opini pun, kini mulai muncul di masyarakat. Mereka yang tadinya sudah lupa bahkan tidak peduli dengan kasus tersebut, mulai cari tahu.
Renovasi kubah masjid agung Praya sendiri diduga menalan dana Rp 5 miliar yang bersumber dari APBD Lombok Tengah tahun 2020. Namun sebagian pihak menilai jika dengan anggaran yang fantastis tersebut, tidak ada perubahan berarti yang dilakukan pada kubah Masjid Agung Praya. Diduga, dana renovasi masuk kantong pribadi oknum pejabat tertentu di Lombok Tengah saat itu.
Kalaupun dana renovasi kubah tersebut dialihkan untuk pembuatan plafon sebagaimana yang banyak diisukan selama ini, pertanyaanya apa mungkin pembuatan plafon masjid agung menghabiskan dana milyaran rupiah.
Terlebih jika pembuatan plafon tersebut berasal dari sumbangan pihak lain, tentu persoalannya akan semakin parah.
Sekretaris Daerah yang saat itu menjabat sebagai Kepala Dinas PUPR, pun tidak mau memberikan penjelasan apapun bahkan terkesan menghindar dari pertanyaan wartawan.
Celakanya lagi, Inspektorat Lombok Tengah juga seakan takut mengungkap persoalan tersebut. Beberapa tahun berlalu, kasus tersebut seakan lenyap tak berbekas.
Namun beberapa hari lalu kubah yang beberapa tahun lalu dipersoalkan, kini mulai menunjukkan dirinya dengan “wajah” hitam terbakar api yang oleh sebagian orang diartikan sebagai pesan bahwa ada sesuatu yang belum tuntas di dalamnya. (Bersambung)
