Pembayaran Jaspel Masih Belum Jelas, Pegawai RS Mandalika Ancam Lapor Polisi

KABARLOMBOK – Dugaan penggelapan dana jasa pelayanan di Rumah Sakit (RS) Mandalika, masih masih berpolemik.
Para pegawai yang sebelumnya sabar menunggu jawaban dan solusi, kini mulai bersikap lebih tegas.
Kepada kabarlombok id, salah seorang pegawai yang enggan disebutkan namanya mengaku kecewa dengan sikap Dirut RS Mandalika yang dinilai abai terhadap persoalan tersebut.
Sejak persoalan tersebut mencuat ke publik, Dirut dan pada pejabat RS Mandalika seharusnya segera bersikap. Bukannya cari solusi , langkah yang diambil Dirut RS Mandalika saat ini justeru semakin memperkeruh keadaan.
Sebagai pimpinan, Dirut RS Mandalika semestinya mampu menjelaskan berbagai keluhan pegawainya dengan baik dan benar, sehingga tidak menimbulkan prasangka negatif yang tentunya akan sangat buruk bagi hubungan perteman pimpinan dan bawahan. Hal tersebut juga dipastikan akan mempengaruhi kinerja pegawai dan pelayanan di lingkungan kerja. Sejauh ini ia sendiri pun mengaku belum melihat upaya Dirut RS Mandalika dalam menyelesaikan keluhan para pegawainya.
Ia menjelaskan, keluhan yang disuarakan para pegawai saat ini bukan untuk menjelekkan pihak manapun. Yang dilakukan para pegawai saat ini, tidak lain menuntut hak-hak yang selama ini tidak pernah diberikan.
Selain itu, Jaspel yang dituntut saat ini, merupakan satu-satunya harapan yang akan membuat dapur tetap ngebul dan membuat anak-istri mereka bisa makan enak.
Perlu diketahui lanjutnya, Jaspel dan Insentif merupakan perintah undang undang yang wajib diberikan. Yang mana perintah tersebut salah satunya tertuang dalam Dalam Peraturan Gubernur Nomor 51 Tahun 2024. Disitu dijelaskan bahwa pegawai berhak mendapatkan jasa pelayanan (Jaspel) dan insentif. Namun yang terjadi di RS Mandalika justeru sebaliknya. Staf, tenaga medis maupun perawat yang seharusnya bisa hidup lebih layak dengan upah yang diterima, malah dibjarkan gigit. Bahkan tidak jarang terkadang mereka harus berhutang di warung-warung untuk sekedar menyambung hidup.
Tapi anehnya kata berbagai keluhan yang disuarakan pegawai saat ini, terkesan dianggap angin lalu.
Anehnya kata mereka, bukannya menjelaskan tentang peruntukan dana jaspel, management RS Mandalika akhir-akhir ini justeru sibuk pencitraan. Di media massa, pihak RS Mandalika berupaya membangun citra positif dengan menyampaikan penjelasan yang sebenarnya bukan merupakan pokok permasalahan yang dikeluhkan. Menurutnya, penjelasan pihak RS Mandalika di media massa, sangat berbanding terbalik dengan kondisi di lapangan.
Dirinya bahkan menduga jika pernyataan pihak RS Mandalika di media massa beberapa hari terakhir merupakan upaya untuk mengaburkan fakta yang sebenarnya.
Misalnya statement yang menjelaskan bahwa pelayanan di RS Mandalika tidak terlalu padat dan belum terkenal seperti rumah sakit maju lainnya. Statement tersebut secara tidak langsung diduga sebagai upaya pihak RS Mandalika untuk lari dari tanggungjawab.
Itu dilakukan, diduga untuk menggiring opini bahwa tidak adanya Jaspel lebih disebabkan pelayanan yang masih sangat minim.
Ia pun memastikan pernyataan tersebut sama sekali tidak benar. Jika ada yang mengatakan RS Mandalika sepi pasen, menurutnya bohong besar.
Ia menjelaskan bahwa saat ini RS Mandalika merupakan salah satu fasilitas kesehatan dengan pasien terbanyak di Lombok Tengah. Setiap hari ratusan warga datang berobat dan dirawat di RS Mandalika. Jumlah pasien yang membeludak terkadang membuat beban kerja staf, tenaga medis dan perawat semakin berat.
Dengan tugas dan tanggungjawab yang begitu besar tersebut, menurutnya sangat wajar jika mereka menuntut haknya.
” Yang kami butuh sekarang adalah solusi. Sebagai pemimpin seharusnya beljau lebih bijak, jangan justeru lempar kesalahan ke bawahan,” katanya dengan nada kesal.
Di tengah ketidakpastian selama ini, menurutnya wajar jika para pegawai mulai berpikir negatif.
Lucunya lagi lanjutnya, di media massa, pihak RS Mandalika justeru menjelaskan tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan yang menurut mereka sangat tidak penting. Sebab hal itu sudah sangat dipahami masyarakat terutama para pegawai yang sehari-hari berjibaku dan bekerja sesuai panduan SOP yang telah ditentukan. Sehingga penjelasan yang diberikan pihak RS Mandalika tersebut, sama sekali tidak ada nilainya.
Penjelasan seharusnya lebih fokus pada peruntukan dana Jaspel yang menjadi pokok persoalan.
“Jangan melebar kemana mana. Jelaskan saja dikemanakan hak-hak kami, gitu aja kok tepot. Atau jangan jangan pihak management RS Mandalika mau cuci tangan dan lari dari tanggungjawab,” tudingnya.
Untuk itu, ia berharap kepada management RS Mandalika agar lebih terbuka untuk mencari solusi terbaik terhadap persoalan tersebut.
Sejauh ini para pegawai di RS Mandalika pun sementara waktu belum mau bertindak terlalu jauh. Itikad baik dan solusi dari Dirut RS Mandalika, masih sangat diharapkan.
Namun jika belum juga juga ada kejelasan, tidak menutup kemungkinan akan ada tindakan yang lebih tegas, mulai unjukrasa sampai mogok kerja. Bahkan tidak menutup kemungkinan persoalan tersebut akan diselesaikan melalui jalur hukum.
” Kesabaran kami ada batasnya. Jangan salahkan kami kalau nanti persoalan ini berakhir di ranah hukum,” ancamnya.
Sementara itu Direktur RS Mandalika, belum bisa dimintai tanggapannya.
Seperti diberitakan sebelumnya, para pegawai kontrak dan PPPK di RS Mandalika mengeluh tidak pernah diberikan uang Jspel sejak RS Mandalika berdiri hingga saat ini. Sejak didirikan, management RS Mandalika diduga tidak pernah menjalankan kewajiban kepada para pegawai sebagaimana mestinya. ( Dar)