HUKRIM

Kedapatan Bawa Sajam, Empat Santri di Loteng Diamankan Polisi

KABARLOMBOK – Sebanyak empat santri di salah satu Pondok Pesantren di Kecapatan Praya diamankan polisi, Jumat malam (14/03/2025) lantaran kedapatan membawa senjata tajam (Sajam).

Para santri tersebut diamankan di lingkungan Kampung Jawa, Kecamatan Praya, sekitar pukul 22.30 WITA. Polish menyita sebilah sajam yang diduga digunakan dalam kejadian tersebut.

Kasi Humas Polres Lombok Tengah, Iptu Lalu Brata Kusnadi, membenarkan peristiwa tersebut. Ia menjelaskan bahwa kejadian ini bermula dari cekcok antara dua santri inisial G (kelas 2 Tsanawiyah) dan B (kelas 3 Tsanawiyah) dari Ponpes yang sama, yang diduga melibatkan beberapa teman mereka.

“Cekcok ini terjadi antara adik kelas dan kakak kelasnya,” ungkap Iptu Lalu Brata Kusnadi saat dikonfirmasi di ruangannya, Sabtu 15 Maret 2025.

Disampaikan Brata, berdasarkan kronologi yang dihimpun, insiden bermula ketika B keluar dari Ponpes Muhajirin menuju Kios Inaq Tuan Suyat di Jalan Untung Surapati, Kampung Jawa Praya, untuk menjual beras. Setibanya di lokasi, ia sudah ditunggu oleh G dan rekan-rekannya.

G kemudian memanggil B, namun B mengabaikan panggilan tersebut, yang membuat G dan teman-temannya marah.

Situasi memanas hingga akhirnya G mengeluarkan senjata tajam yang dibawanya. Warga yang menyaksikan kejadian tersebut segera mengamankan AAH dan rekan-rekannya, sementara G berhasil melarikan diri.

Keempat santri yang diamankan langsung dibawa ke Sat Reskrim Polres Lombok Tengah untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

“Malam itu juga dilakukan mediasi dan penyelesaian secara kekeluargaan, mereka sudah dipulangkan,” tambahnya.

Sementara itu, menurut keterangan saksi mata, Danker, menyampaikan bahwa awalnya ia melihat tiga anak-anak berdiri tepat di depan Monster Fitness, sementara tiga orang lainnya duduk-duduk di depan eks kantor Bank NTB Syariah.

Tak lama berselang, tiga orang lain datang dan bergabung duduk bersama kelompok yang ada di depan kantor bank tersebut.

Situasi mulai memanas ketika Danker menyaksikan B terlibat cekcok dengan G.

Pada kejadian itu, G tampak berusaha menyeret B ke arah barat jalan. Melihat hal tersebut, Danker segera menghampiri mereka untuk menanyakan apa yang terjadi.

B, yang tampak ketakutan, meminta pertolongan kepada Danker. “Tolong paman teboyakk ni sik dengan jauk berang ndek naon salak (Tolong Paman saya dicari sama orang bawa senjata ndak tau salah saya/red),” ujar Danker meniru perkataan B.

Tanpa ragu, Danker segera mengambil tindakan untuk melindungi B. Ia membawa pelajar tersebut ke tempat yang lebih aman di rentcar belakang warung milik Inaq Tuan Suyat.

Danker kemudian melaporkan ke pihak kepolisian, anggota kemudian mengamankan para pelajar Ponpes tersebut.

“Empat diamankan Polisi dan 5 kabur ke Utara menggunakan motor,” kata Danker. (Dar)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button